Berita

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Alhamdulillah... Alhamdulillahirabbil’alamin  Wal’akibatu lilmuttakin walahaula wala quwwata illa billahil’aliyil adzim. Asyhaduallailaha illallah wahdahu la syarikalah wa asyhadu anna Muhammadan abduhu warosuluh, amma ba’du.

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan Rahmat dan hidayah Nya kepada kita semua. Sholawat beserta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada habib tertinggi baginda tercinta yakni habibana wanabiyana Muhammad SAW. Tak lupa kepada keluarganya, sahabatnya, tabiin dan tabiatnya sehingga sampailah kepada kita sebagai umatnya. Mudah-mudahan kita semua mendapat syafaatul uzma nanti di yaumul jaza wal hisab. Aamiin... YRA.

Dewan Juri yang saya hormati, dalam kesempatan ini  saya akan menyampaikan materi dengan Tema ”MENJADI PEMIMPIN YANG ADIL”.

Hadirin Rohimakumullah,

Menjadi seorang pemimpin tidaklah mudah, apalagi menjadi seorang pemimpin yang adil lagi bijaksana. Tetapi islam sudah memberikan tuntunan melalui Al Quran dan sunah. Allah berfirman dalam surat An-Nisa ayat 135:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْا قَوَّامِيْنَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاۤءَ لِلّٰهِ وَلَوْ عَلٰٓى اَنْفُسِكُمْ اَوِ الْوَالِدَيْنِ وَالْاَقْرَبِيْنَۚ 

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penegak keadilan dan menjadi saksi karena Allah,  walaupun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu.

Hadirin Rohimakumullah,

Pemimpin yang adil akan diberi penghargaan dan imbalan baik di dunia maupun di akhirat sesuai dengan prinsip-prinsip agama islam. Ibnu Abas Rodiayallahu anhu menuturkan bahwa Nabi Muhammad SAW  besabda:

“Amal kebaikan sehari dari seorang pemimpin yang adil lebih baik dari pada ibadah selama 60 tahun.” Masya Allah...luar biasa... .

Hadirin Rohimakumullah,

Orang-orang yang adil kelak di akhirat akan mendapatkan derajat yang begitu tinggi disisi Allah, mereka ditempatkan pada sebuah tempat yang penuh dengan cahaya. Sebab selama di dunia orang tersebut adil dalam setiap urusannya. Artinya ketika ia mendapat kepercayaan menjadi seorang pemimpin, ia adil dalam membuat kebijakan. Ketika ia menjadi seorang hakim, ia adil dalam memutuskan perkara. Ketika ia seorang suami, ia adil pada istri dan anak-anaknya.

Dengan demikian alangkah jauhnya perbedaan yang terlihat dan yang tersurat antara pejabat dan rakyat, antara imam dan makmum, antara kiai dan santri, antara orang tua dan anak.

“Kullukum roin wa kullukum mas’ulun an roiyyatihi”, setiap kamu adalah pemimpin dan kamu akan diminta pertanggung jawaban atas masalah yang kamu pimpin. Contoh : pejabat bertanggung jawab atas rakyatnya, imam bertanggung jawab atas makmumnya, anak bertanggung jawab atas amanah orang tuanya.

Hadirin Rohimakumullah,

Lalu pemimpin seperti apa yang dirindukan? Tahu tidak? Pemimpin yang dirindukan adalah pemimpin yang adil dan beriman. Kalau tidak beriman, oh....bahaya.

Disuruh ngurus beras, malah nimbun beras. Disuruh ngurus laut, malah jadi bajak laut. Disuruh ngurus hutan, malah jadi orang hutan.

Tapi kalau pemimpin yang beriman, tahu kalau jabatan adalah titipan. Kalau titipan sewaktu-waktu akan diambil kembali sama yang menitipkan. Siapa??? Allah SWT, jadi kalau menjadi pemimpin jangan merasa memiliki tetapi merasa dititipi. Siapa saja yang merasa memiliki pasti takut kehilangan, tetapi kalau merasa dititipi, titipan harus dijaga baik-baik.

Hadirin yang saya hormati,

Jadi kesimpulannya yaitu pemimpin adil kunci kemajuan dan kemakmuran, maka marilah kita menjadi pemimpin yang adil dan amanah. Mudah-mudahan Bangsa Indonesia ini menjadi Baldatun thoyyibatun warobbun ghofur. Aaminn ya Allah ya Robbal’lamiin.

Mungkin hanya itu yang bisa saya sampaikan, mohon maaf apabila ada kesalahan, saya menyadari apa yang saya sampaikan jauh dari kata sempurna. Karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT.

Wabillahi taufiq wal hidayah war ridho wal inayah.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Penulis : Lia Yulianti, S.Pd.